Kota Bukittinggi merupakan kota
terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat. Kota ini pernah menjadi ibu
kota Negara Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Indonesia. Kota ini
berada pada ketinggian sekitar 909–941 meter di atas permukaan laut,
oleh karena itu daerah ini memiliki hawa cukup sejuk dengan suhu
berkisar antara 16.1–24.9 °C.
Karena berada di ketinggian, Bukittinggi sangat nyaman dikunjungi terutama bagi Anda yang ingin merefresh pikiran. Bukittinggi termasuk destinasi tujuan wisata favorit di Provinsi sumatera Barat. Apa – apa aja si objek wisata yang menarik di Bukittinggi?? yuk simak Berikut daftar 10 Tempat Wisata di Bukittinggi Terbaru yang Wajib Dikunjungi:
Karena berada di ketinggian, Bukittinggi sangat nyaman dikunjungi terutama bagi Anda yang ingin merefresh pikiran. Bukittinggi termasuk destinasi tujuan wisata favorit di Provinsi sumatera Barat. Apa – apa aja si objek wisata yang menarik di Bukittinggi?? yuk simak Berikut daftar 10 Tempat Wisata di Bukittinggi Terbaru yang Wajib Dikunjungi:
1. Jam Gadang
Jam Gadang berukuran 13×4 meter ini
berdiri di atas kawasan Taman Sabai Nan Aluih tepat di depan Istana Bung
Hatta. Di kawasan sekitar jam gadang ini ditanam sejumlah pohon
sehingga makin terasa rindang, Jam gadang merupakan ikon kota
Bukittinggi yang sangat sayang jika di lewatkan.
Pemerintah bukittinggi juga
melengkapinya dengan kursi-kursi beton untuk bersantai. Taman Jam Gadang
ini selalu ramai, mulai pagi, siang, sore hingga pada malam hari.
Banyak tua muda selalu memanfaatkannya untuk bersantai. Bahkan, banyak
orang tua muda membawa buah hatinya bermain disini pada sore hari.
2. Benteng Fort de Kock
Benteng Fort De Kock merupakan sebuah
benteng peninggalan bangsa Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi,
Sumatera Barat. Kawasan ini hanya terletak kurang lebih 1 km dari pusat
kota Bukittinggi yakni di kawasan Jam Gadang, Terletak tepatnya di
terusan jalan Tuanku nan Renceh.
Bangunan Benteng Fort De Kock ini
didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825. Benteng Fort De Kock ini
digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran
rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun
1821-1837.
Benteng Fort De Kock ini merupakan satu
dari dua benteng peninggalan Belanda yang ada di Provinsi Sumatera
Barat, yang satu lagi terletak di Batusangkar karena dahulu dua kota
inilah yang paling susah ditaklukan oleh Belanda saat perang Paderi.
3. Jembatan Limpapeh
Jembatan Limpapeh dibangun sekitar
tahun 1995 dengan terlihat dominan warna kuning dan merah. Jembatan yang
terbuat dari baja ini menghubungkan Taman Margasatwa dan Budaya
Kinantan dengan Benteng Fort de Kock.
Sekilas, Jembatan Limpapeh ini terlihat
tidak begitu menarik jika dilihat dari bawah jembatan, namun jika saat
mencoba untuk menyeberang di atas jembatan, Saat melewatinya terasa
getaran dan goyangan yang justru memancing adrenalin. Dari jembatan ini
kita dapat melihat pemandangan indah Kota Bukittinggi yang dikelilingi
oleh perbukitan dan Gunung Marapi.
4. Ngarai Sianok
Ngarai sianok ini membentang sejauh
kurang lebih 15 km dari sisi selatan Nagari Koto Gadang hingga Nagari
Sianok Enam Suku, dengan kedalaman lembah mencapai 100 meter dan lebar
celah sekitar 200 meter.
Ngarai Sianok merupakan suatu wujud visual yang paling jelas dari aktivitas pergerakan lempeng bumi “tektonik” di Pulau Sumatera ini. Proses terbentuk patahan tersebut menghasilkan sebuah kawasan yang subur dengan panorama yang indah.
Kawasan ngarai sianok ini memiliki
sebutan lain yaitu, Lembah Pendiam, karena suasananya yang tenang dan
damai. Didukung dengan udaranya yang sejuk dan angin yang berhembus
semilir, diiringi latar suara kicauan burung kecil kecil dan gemericik
air sungai, ngarai ini cocok sebagai tempat melepaskan beban pikiran
dari rutinitas sehari-hari.
5. Lobang Jepang Bukittinggi
Lobang Jepang Terletak di kota
Bukittinggi, bunker ini merupakan peninggalan zaman jepan yang dahulu
dibangun oleh orang Indonesia melalui kerja paksa di bawah tekanan
tentara Jepang pada saat itu yang berhasil menduduki Indonesia dari
tahun 1942 sampai 1945.
Lobang jepang ini memiliki panjang
kurang lebih 1.470 meter dan berjarak 40 meter di bawah Ngarai Sianok.
Terdapat 21 terowongan di dalam lobang jepang, yang dulunya digunakan
untuk menyimpan amunisi, tempat tinggal, ruang pertemuan, ruang tahanan,
ruang makan, dapur,ruang penyiksaan, ruang mata-mata, ruang
penyergapan, dan pintu gerbang.
6. Janjang Ampek Puluah
Janjang
Ampek Puluah berasal dari kata bahasa minang yaitu Janjang (tangga)
ampek (empat) puluah (puluh), Nama tersebut berasal dari jumlah anak
tangga sebanyak empat puluh. Janjang ampek puluah cukup terjal dengan
tinggi anak tangga 25 cm. Lantai tangga berwarna merah tua.
Pada musim hujan harus jalan dengan
hati-hati saat melalui janjang ampek puluah, karena curah hujan yang
tinggi di bukittinggi dan aliran air dari pasar atas melalui tangga yang
cukup banyak, menyebabkan tangga menjadi licin dan ini membahayakan
pejalan kaki. Walau di sisi kanan tangga terdapat railing, untuk
pegangan saat naik dan turun.
7. Janjang Saribu
Ada lagi wisata yang mengesankan di Bukittinggi yakni Janjang Saribu. Dalam menikmati kunjungan ke janjang saribu bukittinggi, tentu saja Anda harus mengetahui terlebih dahulu tentang tempat wisata ini. Pengunjung biasanya ingin merasakan sebuah sensasi saat berkunjung ke Tembok Besar Cina, namun ini merupakan tembok cina versi kota Bukittinggi.
Bila dilihat, tentu saja ada banyak
susunan dan deretan anak tangga yang cukup panjang dan banyak pada
kawasan atau daerah Koto Gadang. Panjang dari anak tangga tersebut ini
membentang ke kawasan bawah Ngarai Sianok. Jalan anak tangga tersebut
dalam bahasa daerah ini diberi nama Janjang Saribu, atau yang berarti
tangga seribu.
8. Museum Bung Hatta
Lahan bekas rumah kelahiran Bung Hatta
seluas kurang lebih 1.000 m² dibebaskan oleh Pemerintah Kota
Bukittinggi. Diperkirakan luas tanah itu baru sebagian dari lahan yang
dahulu dimiliki keluarga almarhum Bapak Bung Hatta.
Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara
yang mengelola Universitas Bunga Hatta dan merenovasi rumah kelahiran
Bung Hatta pada bulan September 1994. Perencanaan dan Pelaksanaan
renovasi dipimpin oleh Rektor Universitas Bung Hatta. Museum ini
dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Bukittinggi yang
bernilai sejarah yang tinggi.
9. Istana Bung Hatta
Istana Bung Hatta berada tepat di
seberang Jam Gadang Bukittinggi, dengan halaman luas hijau asri dan
sejuk yang dihiasi olej pohon palm dan cemara. Di sekeliling Istana Bung
Hatta dipagari tembok rendah, dengan pintu gerbang
yang terbuka . Namun ketika melangkah masuk, seorang penjaga bergegas
mendekat, dan tidak memperbolehkan masuk lebih jauh lagi mendekati
bangunan.
10. Taman Margasatwa dan Budaya Kinanta
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
merupakan sebuah taman rekreasi keluarga dan objek wisata budaya di Kota
Bukittinggi yang wajib dikunjungi, dengan berjalan kaki cukup
menyeberangi Jembatan Limpapeh, sesaat setelah selesai melihat
Benteng Fort de Kock. Anda Memasuki area Taman Margasatwa dan Budaya
Kinantan, akan segera terlihat sebuah kandang Gajah, serta Rumah Adat
Baanjuang yang digunakan sebagai museum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar