merupakan benteng peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang berdiri di atas Bukit Jirek di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Benteng ini dibangun pada tahun 1825 oleh Kapten Bauer dan digunakan sebagai kubu pertahanan Belanda dalam menghadapi Perang Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol.
Semula Benteng Fort de Kock Bukittinggi dinamai Sterrenschans, namun namanya diubah menjadi Fort de Kock mengikuti nama Baron Hendrick Merkus de Kock. Saat itu de Kock menjabat sebagai Komandan de Roepoen dan Wakil Gubernur Jenderal Pemerintah Hindia Belanda. Fort de Kock juga menjadi nama kota di masa kolonial yang kemudian menjadi Bukittinggi.
Jalan masuk ke Benteng Fort de Kock Bukittinggi adalah melalui Jl. Yos Sudarso, dengan pintu berada di GPS: -0.301370, 100.367880. Tempat parkirnya cukup luas di bawah naungan pepohonan yang rindang. Setelah membayar retribusi sebesar Rp 8.000 (sekarang Rp 15.000), kami pun masuk ke dalam area Benteng Fort de Kock yang cukup teduh ini.
Suasana di dalam kawasan Benteng Fort de Kock, dengan lingkungan bersih, pepohonan yang cukup rindang, sangkar-sangkar besar dan kecil rapi berjajar berisi berbagai satwa unggas, serta lampu-lampu antik berdiri tegak menghias taman. Kesan benteng sudah nyaris hilang, kalau tidak bisa dibilang memang benteng itu sudah tak ada lagi.
Sebelumnya kami melewati gerbang masuk ke Benteng Fort de Kock Bukittinggi dengan gapura khas bangunan setempat. Jika berolahraga pagi di area ini, saat itu pengunjung cukup membayar Rp 500 saja. Pengambilan foto komersial dikenakan biaya Rp 75.000/jam, pengambilan video Rp 100.000/jam, menunggang kuda Rp 5.000, menunggang gajah Rp 2.000, dan pengambilan foto amatir per bulan Rp.100.000. Ada pula sewa taman untuk acara sebesar Rp.1.000.000 dari jam 08.00-17.30, dan Rp.500.000 dari jam 19.00 - 23.00. Harga itu sekarang mestinya sudah banyak berubah.
Tengara Benteng Fort de Kock Bukittinggi yang dibuat dalam dua bahasa: Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, menceritakan riwayat berdirinya benteng yang diresmikan kembali renovasinya pada 15 Maret 2003 ini. Sejak direnovasi itu kawasan Benteng Fort De Kock telah difungsikan sebagai Taman Kota Bukittinggi dan Taman Burung Tropis.
Di latar belakang tampak beberapa orang anak tengah berlatih bela diri di area taman benteng yang berhawa segar dan sejuk ini. Suasana di puncak bukit Jirek waktu itu bisa dibilang sangat nyaman dengan banyaknya pohon rindang yang menyelimuti hampir seluruh bagian perbukitan. Bisa dimaklumi jika tempat ini menjadi salah satu tempat tujuan bagi kegiatan olah raga, baik secara berkelompok dalam sebuah komunitas maupun sendiri-sendiri atau pun bersama keluarga.
Sisa-sisa bangunan di bagian tengah Benteng Fort de Kock Bukittinggi berupa gedung setinggi sekitar 20 m bercat putih yang dilengkapi dengan meriam di keempat sudutnya. Tangga berpagar teralis besi tampak melingkari luar bangunan menuju ke puncaknya. Bagian bawah bangunan dibiarkan terbuka. Area bermain anak terlihat di kanan belakang bangunan.
Bangunan itu sudah memerlukan perawatan ulang, dan anak tangga paling bawah pun memerlukan perbaikan yang mendesak karena agak susah bagi pengunjung untuk menapaki tangganya. Semoga sekarang keadaannya sudah jauh lebih baik dengan adanya perhatian dari dinas terkait dan pemerintah setempat.
Pemandangan ke arah taman di bawahnya dari puncak bangunan di bagian tengah area Benteng Fort de Kock. Dari tempat itu saya juga bisa melihat pemandangan ke arah sebagian Kota Bukittinggi. Di puncak bangunan Benteng Fort de Kock ini terdapat sebuah gardu kecil, dengan semacam antena pemancar radio, yang dicapai setelah naik melalui anak tangga kedua berkemiringan 45 derajat.
Deretan anak-anak tangga yang menuju puncak benteng ini juga sudah membutuhkan perbaikan, agar pengunjung merasa lebih nyaman dan aman ketika menapakinya. Di puncak bangunan juga masih ada pepipa (pipa-pipa) saluran air yang masih kuat hanya saja saat itu terlihat agak kurang terawat.
Beberapa saat kemudian kami turun dari bangunan dan menuruni bukit di sisi lain di Benteng Fort de Kock yang merupakan lintasan jalan menuju ke Jembatan Limpapeh. Jembatan ini melintas di atas Jl. Ahmad Yani Bukittinggi, menghubungkan area puncak bukit Jirek dimana Benteng Fort de Kock berada dengan Taman Margasatwa Budaya Kinantan yang ada di seberangnya.
Benteng Fort de Kock Bukittinggi
Alamat : Bukit Jirek Bukittinggi, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.301370, 100.367880, Waze. Jambuka : 07.30 - 22.00. Harga tiket masuk : Rp 15.000 dewasa, Rp 10.000 anak, wisman Rp 20.000. Rujukan : Peta Wisata Buittinggi, Tempat Wisata di Bukittinggi, Hotel di Bukittinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar